Kualitas dan lama tidur bisa dipengaruhi oleh beragam faktor
seperti usia, kebiasaan, kondisi kesehatan, tingkat kecemasan dan konsumsi
obat-obatan. Sebuah penelitian menemukan bahwa lama dan kualitas tidur bisa
dipengaruhi oleh ras juga. Orang
kulit hitam dan orang Asia tidur lebih singkat dibanding orang kulit putih.
Dalam presentasi pertemuan tahunan Associated
Professional Sleep Societies di
Boston, para ilmuwan melaporkan bahwa jumlah dan kualitas tidur setiap orang
bervariasi antar etnis. Orang kulit hitam, Hispanik dan Asia lebih sedikit jam
tidurnya dibanding orang kulit putih.
Penelitian ini dipimpin oleh Mercedes Carnethon, profesor
kedokteran preventif di Northwestern University. Dalam penelitiannya, ia
memilih 439 orang dewasa secara acak di wilayah Chicago dari buku telepon untuk
berpartisipasi. Para relawan berusia 35 - 64 tahun dan terdiri dari orang kulit
putih, keturunan kulit hitam, Hispanik dan Asia.
Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa orang kulit
hitam, Hispanik dan Asia tidur lebih singkat dibanding orang kulit putih.
Orang kulit hitam rata-rata tidur selama 6,8 jam dalam sehari,
orang Hispanik dan Asia rata-rata selama 6,9 jam dan orang kulit putih
rata-rata selama 7,4 jam.
Perbedaan ini tetap bertahan setelah peneliti menyesuaikan faktor
lain yang dapat mengganggu tidur seperti berat badan, diabetes, tekanan darah
tinggi dan faktor risiko penyakit jantung.
Peneliti juga menganalisis faktor sosial ekonomi seperti
pendidikan dan tingkat penghasilan.
Orang kulit hitam ditemukan memiliki kualitas tidur yang buruk dan
hanya orang Asia yang mengaku merasa mengantuk di siang hari.
"Temuan ini merupakan salah satu temuan kami yang menarik dan
kami berniat untuk mengeksplorasi secara mendalam lebih lanjut. Apalagi
penelitian mengenai kebiasaan tidur orang Asia masih sedikit," kata
Carnethon seperti dilansir Time
Healthland, Jumat (15/6/2012).
Para penulis menduga, sebagian besar perbedaan pola tidur antar
ras dapat dihubungkan dengan faktor lingkungan atau geografis, bukan gen atau
karakteristik fisik seperti variasi struktur wajah yang bisa mengganggu
pernapasan.
Misalnya, Chicago adalah kota yang relatif terpisah di mana orang
kulit hitam dan Hispanik cenderung hidup di daerah yang tingkat polusinya
tinggi, lebih bising dan lebih tinggi tingkat kejahatannya sehingga lebih mudah
terganggu tidurnya.
"Saya kira faktor-faktor sosial lebih mungkin menjelaskan
perbedaan kualitas dan lama waktu tidur yang kami amati," kata Carnethon.
Sumber:http://health.detik.com/read/2012/06/15/185905/1942600/763/orang-asia-jam-tidurnya-lebih-sedikit-dibanding-orang-bule?l771108bcj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar